Awas! PMK Kembali Mewabah di Garut Menjelang Ramadan
Garut, 23 Februari 2024 – Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) Kabupaten Garut mengonfirmasi bahwa penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak telah kembali mewabah di beberapa wilayah Garut, Jawa Barat, menjelang bulan suci Ramadan. Kasus PMK ini telah terdeteksi di Kecamatan Cilawu, Wanaraja, Malangbong, dan Leles, menurut laporan terbaru dari pihak berwenang.
Kepala Diskannak Garut, Beni Yoga Gunasantika, mengungkapkan bahwa penyebab kembalinya kasus PMK adalah karena adanya distribusi hewan ternak dari luar daerah tanpa dilengkapi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH). “Ternak baru yang dibawa dari luar tanpa melalui prosedur pemeriksaan kesehatan oleh dokter hewan berwenang dari daerah asal menjadi pemicu masuknya penyakit ini ke Garut,” jelas Beni pada Kamis (22/10/2024).
Dalam upaya penanganan cepat, Diskannak telah melakukan proteksi terhadap hewan yang masih dalam kondisi sehat dengan memberikan vaksinasi PMK. Beni menyebutkan bahwa lima ekor sapi yang baru saja dibeli dari luar daerah dan menunjukkan gejala PMK di Cilawu telah berhasil diobati dan kini menunjukkan tanda-tanda kesembuhan.
“Sementara itu, kami juga terus memantau beberapa hewan ternak yang dicurigai menderita PMK di wilayah Wanaraja, Malangbong, dan Leles, dan memberikan perhatian khusus terhadap mereka,” tambah Beni.
Pemerintah daerah Garut mengajak masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap PMK dengan cara memberikan pakan berkualitas dan selalu memastikan membeli hewan ternak yang dilengkapi dengan SKKH. Selain itu, disarankan untuk memperoleh daging sapi dari rumah potong hewan yang diawasi oleh pemerintah sebagai langkah pencegahan lebih lanjut.
Informasi ini dikutip dari situs bisnis.com, dan akan terus diperbarui seiring perkembangan situasi di Garut.
Apa itu PMK dan Bahayanya Bagi Manusia
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan penyakit yang menyerang hewan ternak seperti sapi, kambing, dan domba. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang bisa menular dengan cepat di antara hewan ternak. Gejala umum PMK meliputi luka di mulut, bibir, dan kuku hewan, serta dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan dan penurunan produksi susu atau daging.
Namun, bahaya PMK tidak hanya mengancam kesehatan hewan ternak, tetapi juga berpotensi membahayakan manusia. Salah satu risiko utama adalah kemungkinan penularan virus PMK dari hewan ternak ke manusia melalui kontak langsung atau melalui konsumsi produk hewan yang terinfeksi.
Virus PMK pada manusia dapat menyebabkan penyakit yang dikenal sebagai FMD (Foot and Mouth Disease), yang ditandai dengan gejala demam, luka di mulut dan kaki, serta ruam pada kulit. Meskipun biasanya tidak fatal, FMD dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan karena menurunkan produktivitas hewan ternak dan mengganggu perdagangan produk hewan.
Oleh karena itu, penting bagi peternak dan masyarakat umum untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk melindungi hewan ternak dari PMK serta mencegah penularannya ke manusia. Ini termasuk memastikan kebersihan dan sanitasi yang baik di peternakan, memantau kesehatan hewan secara teratur, dan mengikuti prosedur vaksinasi yang direkomendasikan oleh otoritas kesehatan hewan. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan dapat mengurangi risiko penyebaran PMK dan melindungi kesehatan hewan serta manusia.