Oh Snap!

Please turnoff your ad blocking mode for viewing your site content

Hit enter after type your search item
teknologi ai di keramba ikan
Home / Berita / Abu Dhabi Gunakan Teknologi AI dalam Budidaya Ikan: Solusi Masa Depan Akuakultur

Abu Dhabi Gunakan Teknologi AI dalam Budidaya Ikan: Solusi Masa Depan Akuakultur

/
/
/
232 Views
Spread the love

Inovasi terus menjadi perhatian utama di Abu Dhabi, kali ini dengan menghadirkan proyek budidaya ikan yang mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI). Proyek yang terdiri dari enam keramba jaring apung ini diproyeksikan mampu menghasilkan hingga 100 ton ikan per tahun. Dengan menggabungkan teknologi modern dan praktik akuakultur berkelanjutan, proyek ini diharapkan membawa dampak signifikan terhadap ketahanan pangan di kawasan tersebut serta meningkatkan sektor perikanan lokal.

Inisiatif Berkelanjutan untuk Masa Depan Pangan

Dilaporkan dari Gulf News pada Jumat (6/9/2024), proyek ini merupakan bagian dari inisiatif yang dipimpin oleh Sheikh Hamdan bin Zayed Al Nahyan, Perwakilan Penguasa di Wilayah Al Dhafra dan Ketua Dewan Direksi Environmental Agency – Abu Dhabi (EAD). Fokus utama dari proyek ini adalah budidaya beberapa spesies ikan bernilai ekonomi tinggi, seperti Gabit, Safi, Hamour, dan Sheri. Selain untuk meningkatkan produksi perikanan, inisiatif ini juga memiliki tujuan jangka panjang dalam mendukung ketahanan pangan lokal melalui teknologi akuakultur yang lebih maju.

Pemilihan spesies-spesies ikan ini bukan tanpa alasan. Ikan-ikan tersebut dikenal memiliki permintaan pasar yang tinggi dan bernilai ekonomis di wilayah Timur Tengah. Proyek ini juga memperhitungkan bagaimana spesies lokal tersebut dapat tumbuh dengan baik di keramba apung, sambil memastikan praktik budidaya yang ramah lingkungan.

Peran Teknologi AI dalam Budidaya Ikan

Teknologi kecerdasan buatan (AI) memainkan peran sentral dalam proyek ini, menjadikannya inovasi pertama di kawasan Timur Tengah yang mengintegrasikan teknologi canggih dalam sistem keramba jaring apung. Sistem pemantauan berbasis AI tersebut dirancang untuk mengumpulkan data secara real-time tentang kondisi lingkungan, kesehatan ikan, dan parameter penting lainnya. Dengan sistem ini, petani ikan dapat memantau dengan lebih efektif dan melakukan penyesuaian yang diperlukan guna memastikan produktivitas yang optimal.

Selain itu, teknologi AI memungkinkan deteksi dini terhadap potensi masalah, seperti perubahan kualitas air atau penyakit yang dapat memengaruhi ikan. Dengan demikian, tindakan preventif bisa diambil lebih cepat, meminimalkan risiko kerugian dan memastikan bahwa ikan tetap tumbuh dengan baik. Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya untuk mengurangi dampak lingkungan, yang sering kali menjadi tantangan besar dalam sektor akuakultur intensif.

Pembangunan Berkelanjutan di Pulau Delma

Lokasi proyek ini berada di tenggara Pulau Delma, Al Dhafra, di mana hingga saat ini telah dilepaskan 168.000 benih Safi Arabi, 122.000 benih Gabit, 100.000 benih Shaam, dan 90.000 benih Shaari. Setiap spesies ikan ini dipilih berdasarkan kelayakan untuk dikembangkan dalam lingkungan akuakultur terapung, dengan memperhatikan kebutuhan lingkungan yang ramah ekosistem.

Selain fokus pada produksi ikan, proyek ini juga memiliki agenda penting dalam hal penelitian dan pengembangan. Studi mendalam tentang budidaya spesies lokal dengan memanfaatkan keramba apung akan memberikan wawasan baru yang dapat diterapkan di wilayah lain. Tak hanya itu, pengembangan protokol lingkungan yang mendukung akuakultur berkelanjutan menjadi komitmen utama dari proyek ini, sejalan dengan upaya global untuk memerangi perubahan iklim dan kerusakan lingkungan.

Harapan Abu Dhabi untuk Masa Depan Akuakultur

Sheikh Hamdan bin Zayed Al Nahyan menegaskan bahwa proyek ini merupakan langkah maju dalam menciptakan sektor akuakultur yang lebih modern dan ramah lingkungan di Abu Dhabi. Teknologi kecerdasan buatan diharapkan menjadi alat penting untuk meningkatkan efisiensi produksi sekaligus meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Abu Dhabi berharap proyek ini dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain di Timur Tengah dalam memanfaatkan teknologi canggih untuk mengatasi tantangan yang ada di sektor perikanan dan akuakultur. Keberhasilan proyek ini bisa menjadi model untuk menginspirasi inisiatif serupa di kawasan lain, terutama dalam menghadapi isu-isu seperti perubahan iklim, kelangkaan pangan, dan perlindungan sumber daya laut.

Dengan komitmen yang kuat terhadap inovasi dan keberlanjutan, Abu Dhabi terus menunjukkan bahwa teknologi dapat digunakan secara bijak untuk mendukung sektor-sektor kritis, seperti akuakultur, yang berperan penting dalam memastikan masa depan pangan yang lebih aman dan berkelanjutan.

Proyek ini tidak hanya mencerminkan keberanian Abu Dhabi dalam mengadopsi teknologi canggih, tetapi juga komitmen kuat untuk melestarikan lingkungan laut sembari mendukung perekonomian lokal. Penggunaan kecerdasan buatan dalam budidaya ikan ini bisa menjadi langkah besar menuju masa depan yang lebih hijau dan produktif bagi sektor akuakultur di seluruh dunia.

Artikel ini ditujukan bagi mereka yang tertarik dengan praktik budidaya ikan yang ramah lingkungan dan berbasis teknologi. Temukan lebih banyak panduan seputar budidaya ikan serta inovasi terbaru di dunia akuakultur hanya di Cultivo.

  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Pinterest
This div height required for enabling the sticky sidebar