Petani Milenial Desa Andonosari Diajak BRIN Mencari Solusi Budidaya Tanaman Buah dan Hias
Desa Andonosari, Pasuruan, Cultivo.id – Membangun sinergi antara teknologi pertanian dan aspirasi petani milenial, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pasuruan menggelar Focus Group Discussion (FGD). Acara ini bertujuan untuk menggali potensi tanaman hortikultura dan perkebunan guna mendukung sektor pariwisata, khususnya di Desa Andonosari. Mayoritas peserta FGD adalah petani muda yang bersemangat.
Dua peneliti ahli madya dari Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan BRIN, Donald Sihombing dan Wahyu Handayati, turut serta sebagai narasumber. Wahyu Handayati memaparkan inovasi teknologi dalam budidaya tanaman florikultur, menyoroti pembudidayaan tanaman hias, pengenalan hama, penyakit, serta strategi penanganannya.
“Dalam kegiatan ini, kami melihat semangat tinggi para petani milenial dalam mengembangkan tanaman hias dan buah. Mereka juga aktif memanfaatkan informasi dari berbagai media digital untuk peningkatan pengetahuan mereka,” ungkap Handayati.
Sementara itu, Donald Sihombing menjelaskan berbagai jenis hama dan penyakit yang kerap menyerang tanaman hias dan buah, serta langkah-langkah penanggulangannya. Menurutnya, pemahaman yang baik mengenai hama dan penyakit tanaman sangat penting untuk menentukan langkah penanganan yang efektif.
Partisipasi antusias para petani milenial dalam diskusi dengan periset BRIN mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap penurunan hasil panen akibat hama dan penyakit. Anang, salah satu petani, mengakui pentingnya pertukaran informasi untuk mengatasi kendala dalam budidaya tanaman apel di desa ini.
“Andonosari memiliki historis sebagai penghasil apel tropis terbesar di Jawa Timur dan Indonesia. Namun, kami menghadapi berbagai kendala, baik dalam penanaman, pemanenan, maupun pasca panen. Sharing ilmu dan pengalaman dari para pakar, seperti Peneliti BRIN, sangatlah kami perlukan,” papar Anang.
Desa Andonosari, terletak di ketinggian di atas 1.000 m/dpl, memiliki peran strategis dalam perekonomian lokal melalui sektor pertanian dan peternakan. Masyarakat dan pemerintah setempat berupaya mendaftarkan desa ini sebagai desa wisata dengan kebun apel terluas di Indonesia. Sinergi dari berbagai pihak diharapkan dapat mendukung upaya petani dalam mengoptimalkan budidaya apel.
Koordinator Humas BRIN Jawa Timur, Fitria Rizki Wijaya, menekankan kesediaan BRIN untuk memberikan layanan IPTEK kepada kelompok tani. BRIN memiliki peneliti dengan keahlian di berbagai bidang, termasuk perkebunan dan hortikultura, yang siap membantu petani dalam konsultasi dan pengembangan teknologi.
Pejabat Fungsional Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pasuruan, Alfan N Sumarna, mengucapkan terima kasih atas kolaborasi BRIN dalam memberikan ilmu dan pengalaman kepada petani. Dia berharap sinergi ini akan meningkatkan kualitas dan hasil pertanian, serta mewujudkan Desa Andonosari sebagai destinasi wisata unggulan.
Sebelum FGD, para peserta melakukan kunjungan lapangan ke lahan pertanian untuk memahami praktik budidaya yang telah dilakukan petani. Dari kunjungan tersebut, terungkap bahwa tanaman apel menjadi komoditas utama dengan luas kebun mencapai 748 hektar. Pengembangan komoditas ini menjadi fokus utama untuk menjaga kualitas dan keberlanjutan pertanian di Desa Andonosari.