Vaksinasi LSD Diluncurkan di Lumajang untuk Melindungi Ternak dari Ancaman Penyakit
Lumajang, Jawa Timur – Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, telah meluncurkan program vaksinasi lumpy skin disease (LSD) untuk hewan ternak sebagai respons terhadap penemuan kasus penyakit ini di wilayah tersebut. LSD, atau yang dikenal secara umum sebagai cacar sapi, telah menjadi perhatian serius bagi otoritas setempat.
Dilaporkan oleh petugas dari Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lumajang, kasus LSD pertama kali terdeteksi meskipun belum ada kepastian jumlah kasus secara pasti.
Drh. Endra Novianto, Kepala Bidang Puskeswan DKPP Lumajang, mengimbau kepada para peternak untuk segera melapor ke pihak berwenang setempat apabila menemukan kasus yang mencurigakan. “Kami siap memberikan bantuan yang diperlukan,” ujarnya.
Meskipun LSD tidak mematikan, namun dapat menyebabkan penurunan berat badan pada hewan ternak yang dapat merugikan peternak. Untuk itu, vaksinasi diperlukan sebagai langkah pencegahan yang efektif.
“Virus ini dapat diatasi dan memiliki tingkat kematian yang rendah apabila ditangani dengan cepat. Kami telah menerima pasokan vaksin dari Pemerintah Provinsi Jatim,” tambahnya.
Pihak berwenang menekankan bahwa vaksin tersebut tersedia secara gratis namun dengan ketersediaan terbatas. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk segera menghubungi petugas peternakan terdekat apabila membutuhkan vaksin.
Meskipun LSD bukan merupakan penyakit baru di kalangan peternak, namun penemuan kasus di Lumajang menyoroti pentingnya langkah-langkah pencegahan yang lebih ketat. Para petugas puskeswan telah melakukan pendataan terhadap hewan ternak yang diduga terjangkit LSD di setiap wilayah.
“Penting untuk dicatat bahwa daging sapi dan kerbau tetap aman untuk dikonsumsi karena penyakit ini tidak menular kepada manusia, asalkan dimasak dengan benar,” jelas Endra.
Dengan langkah-langkah ini diharapkan penyebaran penyakit LSD dapat ditekan, dan kesehatan hewan ternak di Kabupaten Lumajang dapat terjaga dengan baik. Masyarakat juga diminta untuk tetap waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk melindungi ternak mereka dari penyakit tersebut.
Lumpy Skin Disease (LSD): Penyakit yang Memengaruhi Kesehatan Ternak
Lumpy Skin Disease (LSD) merupakan penyakit yang memengaruhi kesehatan hewan ternak, khususnya sapi dan kerbau. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari genus Capripoxvirus dan dapat menyebabkan gejala seperti pembengkakan pada kulit, lesi kulit, dan demam. Meskipun LSD jarang menyebabkan kematian pada hewan ternak, namun dapat menyebabkan penurunan produksi susu, kehilangan berat badan, dan ketidaknyamanan secara umum pada hewan yang terinfeksi.
Penularan LSD pada hewan ternak dapat terjadi melalui gigitan serangga vektor seperti nyamuk dan lalat, serta kontak langsung antara hewan yang terinfeksi dengan hewan lainnya. Lingkungan yang lembap dan kondisi sanitasi yang buruk juga dapat mempercepat penyebaran penyakit ini di antara populasi ternak.
Selain memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi peternak, LSD juga dapat menyebabkan gangguan pada perdagangan hewan ternak dan produk-produk turunannya. Oleh karena itu, pencegahan dan pengendalian penyakit ini menjadi prioritas bagi pemerintah dan peternak.
Langkah-langkah pencegahan yang efektif meliputi vaksinasi secara rutin, menjaga kebersihan lingkungan ternak, mengurangi kontak antara hewan ternak yang terinfeksi dengan hewan sehat, dan mengawasi secara ketat pergerakan hewan ternak. Selain itu, edukasi kepada peternak tentang gejala LSD dan tindakan yang harus diambil jika terjadi kecurigaan infeksi juga sangat penting dalam upaya pengendalian penyakit ini.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang LSD dan implementasi langkah-langkah pencegahan yang tepat, diharapkan dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh penyakit ini pada industri peternakan serta menjaga kesehatan dan kesejahteraan hewan ternak secara keseluruhan.